Tuesday, May 14, 2013

Dahsayatnya Menahan Amarah




“tekhnik terampuh untuk mengendalikan amarah adalah memanfaatkan ruang antara stimulus (rangsangan terhadap sesuatu) dan resopon (kemampuan untuk bebas memilih tanggapan)”
Allah menganugarahkan kepada kita sebuah ruang di antara stimulus dan respon, sayangnya tidak semua orang menyadari keberadaan ruang tersebut. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki ruang di antara stimulus dan respon, sehingga bagi mereka stimulus langsung dijawab dengan respon.

Apa yang kita lakukan ketika melihat barang- barang yang didiskon? Banyak orang yang langsung membeli suatu barang karena harganya tanpa berfikir panjang mengenai kebutuhannya. Ada sms mengatakan kita telah memenangi hadiah mobil jazz dan harus menyetorkan uang terlebih dahulu kea tm, kita spontan melakukannya.
Begitu mobil kita disalip orang di jalan, kita spontan panas dan membalas orang itu. Ketika dimaki oleh  orang kita langsung balas memaki. Hal ini sering kita lakukan dan berakhir dengan penyesalan yang tak berkesudahan.
Dengan adanya kesadaran akan bahwa kita memliki ruang di antara stimulus dan respon, kemudian kita memanfaatkan ruang tersebut untuk berfikir, maka kita akan memberikan control ditangan kita bukan ditangan orang lain karena kitalah yang sepenuhnya bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
Misalnya begini, suatu ketika kita sedang mengendaraim mobil, tiba- tiaba ada orang yang menyalip mobil kita dan itu membuat kita kaget yah masih ujtung lah kita tidak mengalami kecelakaan.
Sekarang mari kita memanfaatkan ruang yang ada diantara respon dan stimulus yang kiata miliki yang diciptakan oleh orang tersebut.
Coba kita berhenti dahulu, kemudian amati diri kita, lihat  kita yang sedang berada didalam mobil. “oh… saya saya melihat diri saya sendiri yang sedang marah. Saya benar- benar kaget. Hampir saja saya celaka.”
Nah, itulah yang sekarang kita rasakan, kemudian tanyakan pada diri kita. “apa yang bisa saya lakukan pada situasi ini?”
Jawabannya bisa banyak, misalnya saja membiarkan orang itu berlalu, berfikir bahwa orang tersebut mungkin sedang mengalami situasi yang darurat, membunyikan klakson keras- keras, atau mengejarnya dan balas menyalipnya.
Lalu dari berbagai pilihan tersebut, cari tindakan yang paling baik sesuai dengan nilai- nilai yang kita yakini. Setalah itu lakukan apa yang ingin kita lakukan. Melalui proses ini, apaun yang anda lakukan pastilah sesuatu yang baik.
Orang yang proaktif hanya perlu satu pertanyaan yakni “WHAT” (apa). “Apa yang dapat saya lakukan dalam situasi ini?”. Ajukan pertanyaan tersebut sesering mungkin dan dalam situasi apapun, karena dengan demikian anda perlahan- lahan telah bergerak maju mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Sedangkan orang yang reaktif sering kali mengajukan pertanyaan berawalan “WHY” (mengapa). “mengapa hal ini terjadi?”
“mengapa kita kelaparan?”
“megapa pacar kita slingkuh?”
Jika anda senantiasa mengajukan pertanyaan yang berawalan “WHAT”, maka itu artinay anda telah membiasakan otak anda untuk bekerja dan mencari solusi, dan juga membiasakan diri untuk berfikir realistis dan tidak neko- neko. Sebaliknya jika kita selalu menfajukan pertanyaan yang berawalan “WHY”, maka anda akan semakin tidak berdaya dan akhirnya frustasi
“WHAT” adalah adalah kunci tentang apa yang bisa kita lakukan ketiak kita mendapatkan masalah agar kita tetap bisa menikmati hari- hari yang membahagiakan.
Pertanyaan “WHAT” berorientasi kepada solusi dan akan memacu otak untuk mencari jalan keluar. Sedangkan pertanyaan “WHY” akan berorientasi kepada menyalahkan orang lain maupun diri sendiri.
Namun ini membutuhkan proses. Karena pada saat marah orang sering dikuasai oleh stimulus sehingga melupakan kenyataan bahwa mereka memiliki kebebasan untuk memilih respon. Karena hal inilha banyak orang yang berselisih, karena tersenggol terjadi tawuran antar sekolah, karena salah faham orang bisa saling membunuh, kurangnya komunikasi seorang pasangan berselingkuh.
Mengendalikan respon ketiak kita sedang marah adalah langkah awal dan terpenting dalam kehidupan kita.
“gagasan sederhana tentang adanya ruang antara stimulus dan respon ini perlu disebarluaskan untuk menciptakan kehidupan yang jauh lebih baik lagi.”

@YOU ARE THE LEADER…!!!



No comments:

Post a Comment